Selasa, 06 Maret 2012
Makalah Pankes
A. Latar belakang
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa yakni monosodium glutamat (MSG) yang merupakan zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan, tekstur dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-faktor lainnya dipertimbangkan secara visual faktor warna tampil terlebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Selain faktor yang ikut menetukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata. Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atau daun suji untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini dengan adanya berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat pewarna sintetis karena penggunaannya lebih praktis dan harganya lebih murah dibanding dengan pewarna alami. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna, antara lain dengan penambahan zat pewarna.
Selain itu mutu bahan pangan juga sangat tergantung pada pemanis, penyedap rasa, dan pewarna makanan. Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahakan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia, sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama.
Penyedap rasa merupakan gabungan darin semua perasaan yang terdapat dalam mulut. Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat, melainkan suatu komponen tertentu yang mempunyai sifat khas.Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam pangan sehingga dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih menarik. Sifat utama pada penyedap adalah memberikan ciri khusus suatu pangan, seperti flavour jeruk manis, jeruk nipis, lemon, dan sebagainya.
B. Rumusan masalah
1. Apakah MSG itu dan bagaimanakah bahaya yang ditimbulkan?
2. Pewarna makanan dan bagaimanakah bahaya pewarna buatan ( sintetik )?
3. Pemanis buatan dan apa saja macam-macamnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu MSG dan bahaya yang ditimbulkan.
2. Untuk mengetahui apa itu Pewarna makanan dan pewarna buatan bagi tubuh.
3. Untuk mengetahui apa itu pemanis buatan dan macam-macamnya.
A. Monosodium glutamat (MSG)
Asam glutamat atau yang sering disebut dengan Monosodium glutamat (MSG) merupakan zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi bahan ini beredar bebas di pasaran dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun mereka tahu akan efek sampingnya. MSG (Monosodium Glutamat) pada tahun 1940, asam glutamat telah digunakan di berbagai macam jenis produk makanan di berbagai negara, khususnya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Asam glutamat merupakan salah satu dari 20 asam amino yang ditemukan pada protein dan MSG merupakan monomer dari asam glutamat.
MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging, sayur, sup berasa lebih nikmat dan gurih. Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak.
Bahaya akibat mengkonsumsi MSG secara berlebihan
Beberapa penelitian menyebutkan MSG dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan seperti kegemukan, kerusakan otak, kerusakan sistem syaraf, depresi sampai kanker. Hal tersebut dikarenakan glutamat yang ada dalam makanan segar seperti daging dan beberapa sayuran ada dalam bentuk terikat dengan asam amino lain membentuk protein. Sedangkan glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG merupakan senyawa exitotoxin atau beracun. Seperti yang telah dijelaskan di atas glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG merupakan senyawa beracun yang dapat menimbulkan masalah kesehatan diantaranya:
1. Menurunnya fungsi otak
Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak
Profesor di Northwestern University Medical School, George E. Shambaugh, Jr., MD dalam Maryam menyebutkan, “... ketika sel-sel neuron di otak menerima senyawa ini (MSG), maka akan menjadi aktif dan meningkatkan impulsnya sampai pada tingkat kelelahan yang sangat tinggi. tetapi, beberapa jam kemudian neuron-neuron tersebut mati”. Jika banyak sel neuron yang mati, maka fungsi otak bisa menurun, tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan otak, terutama anak-anak.
2. Kanker
Dr. Russel Blaylock seorang dokter ahli bedah otak dalam artikel “ Health and Nutrition Secrets” dalam Maryam menyebutkan, glutamat bebas dan senyawa beracun seperti aspartame dalam soft drink dapat menghasilkan jumlah radikal bebas yang sangat banyak dalam jaringan tubuh. Jika radikal-radikal bebas ini terus-menerus menyerang DNA, maka gen kanker akan teraktivasi dan menimbulkan kanker. Walaupun di dalam tubuh sudah terdapat enzim yang berfungsi menangkap radikal bebas tersebut, tetap saja kemungkinan ini akan lebih mudah terjadi bila gen orang tersebut mudah terserang kanker, sistem kekebalan tubuhnya rendah, dan pola hidup yang tidak sehat. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh tersebut, makanan yang dikonsumsi harus berimbang. Dalam ini, untuk mencegah radikal bebas yang disebabkan oleh MSG, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E.
3. Hipertensi
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik atau diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE meme-gang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Pada tahap pertama, meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang disekresikan ke luar tubuh, sehingga menjadi pekat dan tinggi osmola-litasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan di-tingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan mening-katkan tekanan darah.
Pada tahap kedua, merangsang sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal, untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi sekresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorpsi dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl dan sodium (natrium) dalam MSG akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkakan volume dan tekanan darah.
Seperti yang telah dijelaskan, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium (pada garam dapur dan dalam MSG) yang berlebihan menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat, hal ini menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. Sumber natrium yang perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG) selain dari garam dapur.
4. Chinese restaurant syndrome
Pada tahun 60-an dilaporkan gejala dada panas, sesak napas, muntah, sakit kepala. Hal tersebut diduga akibat MSG yang terkandung dalam masakan tersebut. Gejala mirip Chinese restaurant syndrome saat ini dikenal sebagai MSG symptoms complex (MSC), yang bisa mengenai dua kelompok masyarakat. Kelompok pertama adalah individu yang sensitif, gejalanya timbul 15-25 menit setelah mengonsumsi MSG sebanyak 2-3 gram pada jenis makanan berkuah, dengan kondisi perut kosong dan jangka yang pendek. Gejala akan berkurang setelah 20-30 menit sejak mulai terasa dan hilang sama sekali dalam hitungan 1-2 jam. Keluhan lain yang dilaporkan, adanya rasa panas di leher, lengan, dada, dan kaku pada otot-otot. Pada kelompok kedua, yang rentan atau sangat sensitif, konsumsi MSG 0,5-2,5 gram saja bisa memicu serangan asma.
B. Pewarna makanan
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna, antara lain dengan penambahan zat pewarna. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintesis.
1. Pewarna alami
Banyak warna cemerlang yang dimiliki oleh tanaman dan hewan dapat digunakan sebagai pewarna untuyk makanan. Beberapa pewarna alami mengandung nilai nutrisi (karotenoid, riboflavin dan kobalamin), merupakan bumbu (kunir dan paprika) atau pemberi rasa (karamel) kebahan olahannya.
2. Pewarna sintesis
Proses pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat warna organic sebelum mencapai produk akhir, harus melalui senyawa yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam produk akhir atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya.
Akan tetapi, sering terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut.
Kelarutan pewarna sintetik
Pada tahu 1986 tercatat 40 macam zat pewarna pangan yang diizinkan oleh US-FDA, dan dapat digolongkan kedalam 9 jenis dyes dan 7 lakes dan sisanya terdiri dari pewarna alami dan pewarna identik alami. Pewarna identik alami adalah pewarna yang dihasilkan dengan cara sintesis kimia, jadi bukan dengan cara ekstraksi atau isolasi, akan tetapi mempunyai komposisi yang identik dengan pewarna alami. Jenis yang sudah banyak diproduksi, antara lain beta karoten, cantoxantin, apo karotenal.
1. Dyes
Dyes merupakan zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan mewarnai bahan. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propelin glikol, gliserin atau alcohol, sedangkan dalam semua jenis pelarut organic dyes tidak dapat larut. Dyes terdapat dalam bentuk bubuk, granula, cairan, campuran warna, pasta dan dispersi.
Zat warana ini stabil untuk berbagai macam penggunaan dalam pangan. Dalam bentuk kering, tidak memperlihatkan adanya kerusakan. Tetapi, warna ini dapat menjadi tidak stabil bila dalam pangan tersebut terkandung bahan-bahan pereduksi atau pangan tersebut berprotein dan diproses dalam retort pada suhu tinggi, jika zat warna tersebut kontak dengan logam (seng timah, alumunium atanu tembaga). Dalam minuman yang mengandung asam askorbat (bahan pereduksi) dalam batas tertentu, perubahan warnanya menjadi pucat dapat dicegah dengan menambahkan ethylene diamintetra acid.
Pada umumnya penggunaan dyes untuk mewarnai roti dan kue, produk-produk susu, kulit sosis, kembang gula, drymixes, minuman ringan, minuman berkarbonat, dan lain-lain. Setiap penggunaan memerlukan dyes dalam bentuk tertentu, misalnya dalam bentuk bubuk atau granula untuk mewarnai minuman ringan pasta atau disperse untuk roti kue, kembang gula, dan cairan untuk produk-produk susu.
2. Lakes
Zat pewarna ini dibuat melalui proses pengendapan dan absorbsi dyes pada radikal (Al atau Ca) yang dilapisi dengan aluminium hidrat (Alumina). Lapisan Alumina ini tidak larut dalam air, sehingga lakes ini tidak larut pada hampir semua jenis pelarut. Sesuai dengan sifatnya yang tidak larut dalam air, maka zat pewarna ini digunakan untuk produk-produk yang tidak boleh terkena air. Sehingga sering kali lakes lebih baik digunakan untuk produk-produk yang mengandung lemak dan minyak, dan produk yang padat airnya diberi pelapisan, icing, pelapisan pondan, pelapis berminyak, campuran adonan kue dan donat, permen, permen karet dan lain-lain. Pemakaian lakes dapat dilakukan dengan cara mendispersikan zat warna tersebut dengan serbut pangan sehingga pewarnaan akan terjadi, seperti halnya mencampurkan pigmen kedalam cat.
Dibandingkan dengan dyes, lakes pada umumnya lebih stabil terhadap cahaya, kimia, dan panas sehingga harga lakes umunya lebih mahal daripada harga dyes.
Jenis-jenis pewarna buatan
Beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
6. Rhodamin B.
Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan untuk makanan. Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan, sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air juga larut dalam alkohol, HCl dan NaOH. Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th. Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil Yellow), dan lain-lain.
Hal-hal yang mungkin memberi dampak negatife pada tubuh
Pemakaian bahan pewarna pangan sintetis dalam pangan walaupun mempunyai dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat suatu pangan lebih menarik, meratakan warna pangan, dan mengembalikan bahan dasar yang hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan bahkan mungkin member dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Beberapa hal yang mungkin memberi dampak negatife tersebut terjadi bila:
1. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.
2. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu lama.
3. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan tubuh yang berbeda-beda, yaitu tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari-hari, dan keadaan fisik.
4. Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna sintetis secaara berlebihan.
5. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak memenuhi persyaratan.
C. Pemanis makanan
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Zat pemanis alami.
Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.
2. Zat pemanis buatan atau sintetik.
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%.
Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
Jenis-jenis Pemanis Buatan
1. Sakarin,
Sakarin termasuk pemanis yang sangat penting perannya dan biasanya dijual dalam bentuk garam Na atau Ca. Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih manis daripada gula. Karena tidak mempunyai nilai kalori, sakarin sangat populer digunakan sebagai pemanis makanan diet, baik bagi penderita diabetes maupun untuk pasien lain dengan diet rendah kalori. Pada konsentrasi yang tinggi, sakarin mempunyai after-taste yang pahit.
Akibat yang ditimbulkan yaitu efek rasa pahit, migran dan sakit kepala. Tidak hanya itu Sakarin juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih.
2. Siklamat
Siklamat merupakan pemanis non-nutritif lainnya yang tidak kalah populer. Tingkat kemanisan siklamat adalah 30 kali lebih manis daripada gula dan siklamat tidak memberikan after-taste seperti halnya sakarin. Meskipun demikian, rasa manis yang dihasilkan oleh siklamat tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan sakarin. Siklamat diperjual belikan dalam bentuk garam Na atau Ca-nya.
Akibat yang ditimbulkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel serta bersifat Karsinogenik (pemicu Kanker)
3. Aspartam atau metil ester dari L-aspartil-L-fenilalanin
Aspartam merupakan pemanis baru yang penggunaannya diijinkan pada tahun 1980-an untuk produk-produk minuman ringan dan campuran kering (dry mixtures). Aspartam merupakan pemanis yang mempunyai nilai kalori karena pada dasarnya aspartam merupakan dipeptida. Meskipun demikian, kemanisannya yang tinggi (200 kali kemanisan sukrosa) maka hanya ditambahkan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga nilai kalorinya dapat diabaikan. Aspartam sangat disukai karena rasa manis yang dihasilkannya sangat mirip dengan gula.
Akibat atau efek dari aspartame begitu serius termasuk kejang-kejang, kematian dan efek samping negatif dari aspartame yang tidak bisa disepelekan sama dengan makanan yang mengandung formalin. Efek lainnya yaitu sakit kepala/migraine, pusing, sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas, kecemasan, gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung, vertigo, dan lupa ingatan.”
4. Nitro-propoksi-anilin
Adalah senyawa yang mempunyai tingkat kemanisan paling tinggi tanpa menimbulkan rasa pahit, tingkat kemanisannya 4100 kali pemanisan gula tebu murni. Senywa tersebut berbentuk kristal berwarna jingga berat molekul dari senyawa ini adalah 196,20. Bersifat stabil dalam air mendidih dan dalam larutan asam yang encer.
5. Sorbitol
Bahan pemanis ini dikenal sebagai D-sorbitol, D,glucitol, L-gulitol, sorbit atau sorbol yang mempunyai berat molekul 182,17. Pemanisannya hanya 0,5 kali gula tebu.
Pemanis-pemanis lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam makanan diantaranya adalah neohesperidin dihidrochalkon yang merupakan turunan dari senyawa flavonon yang terdapat di dalam jeruk-jerukan. Thaumatin, yang berasal dari buah-buahan tropis di Afrika yang juga berpotensi mengingat tingkat kemanisannya sangat tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kemanisan sukrosa. Monelin dan mirakulin, yang merupakan protein yang berasal dari jenis buah beri juga mempunyai potensi untuk dikembangkan. Meskipun demikian, senyawa-senyawa tersebut masih harus melalui serangkaian pengujian yang panjang terutama dalam aspek keamanannya bagi manusia.
Tujuan penggunaan pemanis sintetis
Pemanis ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai pangan bagi penderita diabetes melitus karena tidak menimbulkan gula darah. Pada penerita diabetes melitus disarankan menggunakan pemanis sintetis untuk menghindari bahaya gula. Pada tahun1955 – 1966 digunakan campuran siklamat dan sakarin pada pangan dan minuman bagi penderita diabetes.
2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan. Kegemukan salah satu faktor penyakit jantung yang merupakan penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif secara fisik disarankan untuk mengurangi masukan kalori perharinya. Pemanis sintetis merupakan salah satu bahan pangan unuk mengurani pemasukan kalori.
3. Sebagai penyalut obat
Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat tablet yang bersalut. Pemanis lebih sering digunakan untuk menyalut obat umumnya bersifat higroskopis dan tidak menggumpal.
4. Menghindari kerusakan gigi
Pada pangan seperti permen lebih sering ditambahkan pemanis sintsesis karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari gula, pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis yang diperlukan sehingga tidak merusak gigi.
5. Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintesis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis sintesis ini selain mempunya tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya lebih murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi dialam
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
MSG, pewarna buatan dan pemanis buatan merupakan salah satu contoh dari zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan melebihi ambang batas. Zat aditif makanan tersebut ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain. Akibatnya untuk membedakan makanan atau minuman yang mengandung bahan tambahan pangan yang berbahaya menjadi sulit.
Oleh karena sulit mencari produk atau bahan makanan yang tidak mengandung MSG, pewarna buatan dan pemanis buatan, maka untuk meminimalkan efek negatif dari penggunaan bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi tubuh, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin E dalam buah-buahan dan dengan mengurangi mengonsumsi MSG, pewarna dan pemanis buatan secara berlebihan.
B. Saran
Setelah kita mengetahui berbagai macam bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi tubuh hingga menyebabkan kematian, untuk itu sebaiknya lebih berhati-hati lagi dalam memilih dan mengkonsumsi makanan untuk meminimalisir atau mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bahan berbahaya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, wisnu.2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV Yrama Widya
Winarno, F.G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: P.T.Gramedia.
Wijaya, C.H dan Mulyono, N. 2009. Bahan Tambahan Pangan, Pewarna, Spesifikasi, regulasi dan aplikasi praktis. Bogor : IPB Press.
by Gofur88
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar